Menyikapi Statement

Selasa, 12 April 2011
Apa yang kita lakukan saat bertemu kawan? Di jalan, di kantor, di mal, dimanapun? Tentu saja berinteraksi. Pertanyaan yang mudah sekali dijawab. Berkomunikasi. Bertukar informasi. Tegur sapa. Bercerita. Mengeluarkan statement, pernyataan.

Tapi sejauhmana kita sering terjebak dalam pernyataan-pernyataan rancu? Sejauhmana kita merenung dan menyikapinya? Seperti menilai gelas setengah isi, ada yang menilai hampir penuh, ada juga yang bilang hampir habis. Ada yang bilang syukurlah masih setengah, ada yang mengeluh aduh kok tinggal separoh.

***

Salah satu pernyataan yang sering terlontar dan agak membahayakan dalam pemaknaannya adalah : "Aduh Mas, jangankan yang HALAL, yang HARAM aja susah."

 ***

Dari sisi negatif, pernyataan di atas bisa saja berarti tidak masalah haram yang penting dapat. Bisa juga diartikan halal atau haram bukan soal. Atau bisa juga, aah sedikit ini paling-paling dimaafkan.

Pertanyaan penting, pernahkah kita melihat dari sisi sebaliknya? Sisi positif. Apa? Hmm, pernyaatan balasan berikut  bolehlah dijadikan pertimbangan: "Udah tau sama-sama susah, kok pilih yang haram? Aneh."



12 April 2011. Cara memandang mempengaruhi tindakan kita. Pandanglah dari sisi yang sebaik mungkin. Mudah-mudahan tindakan kita juga menjadi baik.

Menyadari Kelemahan

Senin, 11 April 2011
Lester Thurow, seorang pakar ekonomi, mengatakan: a competitive world has two possibilities for you. You can lose. Or, if you want to win, you can change". Dunia yang kompetitif ini hanya punya dua kemungkinan untukmu. Gagal. Atau, jika kau ingin menang, kau harus berubah.

Memang untuk mencapai keberhasilan, tidak jarang kita menemui aral terjal. Dan tidak jarang kita langsung berhenti dan menyebutnya dengan kegagalan. Padahal belum sepenuhnya gagal. Kita masih bisa berubah dan berpeluang menang. 

Berapa kali kita harus berubah dan terus mencoba? Berkali-kali sampai berhasil, tentu saja dengan berbagai evaluasi, inovasi dan kajian sebab kegagalan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Naah, kegagalan yang sebenarnya atau puncak dari kegagalan adalah saat kita berhenti mencoba, berhenti berusaha.

Faktor apa yang membuat kita berhenti? Lemah. Kelemahan manusia. Beberapa bentuk kelemahan kita manusia:
  • Pemalas
  • Mencari alasan
  • Rendah diri
  • Kurang disiplin
  • Suka menunda
  • Takut bertindak
  • Banyak hal lain, mari beri masukanmu kawan....


11 April 2011. Dengan menyadarinya, diharapkan kita mampu mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut. Dan berujung pada satu harapan, mendatangkan kemenangan.. Keberhasilan.

Kunci Sukses : Pribadi yang Menyenangkan

Sabtu, 09 April 2011
Posting sebelumnya 'Membangun Motivasi' dibicarakan kedudukan yang sama penting antara potensi dan motivasi. Salah satu potensi yang patut untuk dikembangkan adalah mentransformasi diri menjadi pribadi yang menyenangkan. Tidak mudah memang, tapi layak diusahakan.

Kenapa harus menjadi pribadi yang menyenangkan?

'The Secret' dan 'Secret The Power' karangan Rhonda Byrne, juga 'Quantum Ikhlas' dan 'Miracle of Quantum Ikhlas'-nya Erbe Sentanu, dibicarakan tentang hukum tarik menarik yang melibatkan seluruh alam. Termasuk juga sifat dan perasaan kita manusia. Jika kita adalah pribadi yang serius, maka kita akan mendapati kehidupan yang serius pula. Jika kita menjalani kehidupan dengan terus menyesali kesalahan dan terus bersedih, maka kesedihan pula yang mengiringi kita. Untuk itu jalanilah dengan menjadi pribadi yang menyenangkan, sehingga kesenangan pula yang datang, hiduppun menjadi lebih mudah.

Baiklah mari kita sederhanakan dalam contoh. Seandainya ada dua orang rekan kita yang sama pintarnya, sama dekatnya, sama baiknya, dan keduanya mengalami masalah yang sama mendesaknya dan butuh bantuan kita. Apa yang kita lakukan? Siapa yang lebih dahulu kita tolong? Tentu yang lebih menyenangkan menjadi salah satu faktor pertimbangan bukan?

Lalu pribadi seperti apa yang menyenangkan itu? 
Banyak jawaban, beberapa diantaranya:
  • Santun dalam tindakan, tidak melanggar norma agama dan norma sosial.
  • Perhatian.
  • Punya selera humor yang baik.
  • 5S: Senyum Salam Sapa Sopan dan Santun (tambahan dari Mas Rio Saputra)
  • Pendengar yang baik dan bisa menjaga rahasia (dari Mamah Aline)
  • Mengerti orang sekitar (dari Mas Ari Seti Muhardian)
  • Yang traktir pas temennya lapar (dari Mas Dandi Sunardi)
  • Banyak hal lain, mari beri masukanmu kawan....


9 April 2011. Pribadi yang menyenangkan menjadikan hidup lebih mudah. Diharapkan dapat mengantarkan ke pintu gerbang kesuksesan.

Membangun Motivasi

Kamis, 07 April 2011
Seorang filsuf Amerika mengatakan: kurang semangat mengakibatkan lebih banyak kegagalan berbanding kurangnya kebijaksanaan atau keramahan.

Sementara menurut Soejitno Irmin di dalam buku “Gaji Barokah”, ada dua hal penting yang harus dimiliki agar seseorang dapat menjalankan tugas dengan baik yaitu memiliki potensi dan motivasi yang tinggi.

Bolehlah kita katakan, bahwa dalam usaha pencapaian kesuksesan, yang salah satunya adalah bekerja dengan baik, setidaknya butuh dua hal penting, yakni potensi (meliputi kebijakan dan kemahiran) dan motivasi (semangat) yang tinggi. Dalam hal ini, potensi dan motivasi punya kedudukan yang sama pentingnya. Karena tanpa salah satunya, pekerjaan tidak akan berjalan baik. Potensi tanpa motivasi akan menyebabkan kemalasan, sedangkan motivasi tanpa potensi bisa berantakan.

Sekalipun sama pentingnya, ternyata potensi dan motivasi punya sifat yang berbeda. Potensi cenderung bertambah dalam proses pembelajaran dan pengalaman. Beda dengan motivasi yang sifatnya fluktuatif, bisa berubah dari yang sangat tinggi menjadi sangat rendah. Padahal motivasi diharapkan selalu di frekuensi tertinggi.

Faktor yang mempengaruhi motivasi: faktor dari luar dan faktor dari dalam.

Faktor dari luar, berupa: reward (penghargaan) dan punishment (hukuman/sangsi). Sayangnya faktor ini tidak menjamin sepenuhnya. Karena pada saat faktor ini terpaksa hilang/dihilangkan, motivasi bisa down. Bahkan jatuh di titik paling rendah bisa menyebabkan penderitanya menjadi seorang  provokator atau trouble maker.

Faktor dari dalam berupa kesadaran. Bentuk kesadaran atau alasan tiap orang berbeda-beda. Bergantung pada Luasnya wawasan, pikiran positif, pandangan jauh ke depan dan mentalitas yang telah terdidik dengan hal-hal baik.  Di antara faktor dari dalam yang bisa dijadikan perbandingan dan acuan adalah: niat ibadah; niat belajar dan mengembangkan potensi; rasa syukur; kesadaran untuk menyeimbangkan hak dan kewajiban; ikhlas bekerja; menyikapi perubahan secara positif; merasa puas dengan pencapaian kerja; dan keinginan menjadi contoh teladan.


7 April 2011. Mempertahankan motivasi memang tak semudah berteori. Tapi ijinkanlah diri berbenah diri.